Rektum adalah bagian akhir dari usus besar sebagai tempat disimpannya feses sebelum dikeluarkan melalui anus. Rongga rektum yang penuh dengan nanah adalah kondisi yang disebut dengan abses perianal yang muncul di sekitar anus. Tentu saja hal ini akan sangat menyakitkan untuk Anda yang menderitanya dan perlu diatasi dengan tepat.
Gejala Abses Perianal
Abses perianal ini adalah infeksi dari bakteri dengan gejala demam, kemerahan, bengkak, dan nyeri. Anda akan merasakan rasa sakit yang berdenyut di area anus dan terasa semakin sakit ketika akan buang air besar atau duduk. Bahkan Anda juga bisa mengalami konstipasi karena adanya abses perianal ini.
Penyebab Abses Perianal
Penyebab dari abses perianal adalah infeksi bakteri, infeksi yang terjadi pada kasus abses perianal juga bisa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menurun, diabetes, seks anal, konsumsi obat steroid, sembelit, hingga diare. Maka Anda harus sangat berhati-hati dan tahu kapan harus melakukan konsultasi ke dokter, untuk mengetahui langkah pengobatan yang sebaiknya dilakukan dengan benar.
Pengobatan Abses Perianal
Tentu saja tindakan yang akan disarankan untuk mengatasi masalah abses perianal ini adalah operasi. Hal ini dilakukan untuk membuka dan menyedot abses hingga habis. Nanah yang ada dalam abses harus benar-benar habis apalagi jika posisinya ternyata terlalu dalam. Maka akan dibutuhkan perawatan yang optimal untuk mengatasinya dengan baik.
Langkah lain yang perlu diperhatikan Anda bisa juga menggunakan obat khusus, untuk melunakkan feses agar tidak sampai terjadi sembelit atau konstipasi. Kemudian jika sampai terasa nyeri yang luar biasa, maka untuk meredakannya bisa dengan duduk dalam air hangat sebanyak 3 sampai 4 kali setiap harinya. Tetapi perlu diperhatikan bahwa langkah ini hanya untuk meringankan rasa sakit.
Setelah dilakukan operasi tentunya Anda harus berhati-hati dan melakukan kontrol dokter secara rutin. Hal ini akan membantu Anda untuk mengatasi beberapa hal yang mungkin terjadi pasca tindakan operasi biasanya paling tidak dalam jangka waktu 4 sampai 6 minggu, setelah tindakan operasi dilakukan untuk meminimalisasi hal tidak diinginkan.